(Ustadz Abu Hatim Falih حفظه الله)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata:
[١] ومن ذلك ما يوجد كما سمعت عند بعض الصوفية أنهم عند الذكر والتسبيح يُصفقون، فهذا لا شكّ أنَّه مُحرَّم؛ وذلك لأنه تعبد الله تعالى بما يتعبد به أهل الجاهلية
Termasuk hal tersebut sebagaimana aku dengar bahwa sebagian orang-orang sufi mereka melantunkan dzikir dan tasbih sembari bertepuk tangan. Maka hal ini Tidak diragukan lagi hukumnya adalah haram itu dikarenakan perkara tersebut termasuk beribadah kepada Allah ta’ala dengan tata cara ibadah yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah.
:والتصفيق له أحكام
منها: أن يُتَّخذ عبادة، فهذا لا شك في تحريمه، وأنه لا يجوز. ومنها: أن يُتَّخذ لهوا ولعبًا، فهذا لا شكّ أنَّه خلاف المروءة، كما علمت من بعض الناس يُصفق وربما يَنْقُز على رجل واحدة أو ما أشبه ذلك، فهذا خلاف المروءة، أما تصفيق النساء في العرس فهذا من اللهو، فإذا قلنا بأنَّ اللهو الخفيف يجوز في باب العرس فلا بأس به، ولكن أخشى أن يصحبه رقص فيكون من هذه الناحية ممنوعا
Tepuk tangan memiliki beberapa hukum:
Diantaranya bila tepuk tangan tersebut digunakan sebagai ibadah maka tidak diragukan keharamannya dan tidak boleh dilakukan.
Diantaranya bila tepuk tangan digunakan untuk cara bermain-main maka hal ini menyelisihi sikap menjaga harga diri. Sebagaimana kamu ketahui ada diantara sebagian manusia yang bertepuk tangan atau terkadang dia melompat dengan satu kaki atau yang semisal dengannya maka hal ini menyelisihi sikap menjaga harga diri.
Adapun tepuk tangan para wanita di pesta pernikahan maka hal ini termasuk bermain-main dan kalau kita berpendapat bahwa permainan yang ringan di dalam pesta pernikahan itu diperbolehkan maka hal ini pun tidak mengapa, akan tetapi aku khawatir hal tersebut akan dibarengi dengan berjoget sehingga dilarang dari sisi ini.
ومنها: أن يكون فيما نهى عنه الرسول عليه الصلاة والسلام، أو بما أمر بخلافه كتنبيه الإمام، فإنَّه لا شكّ أنَّ الإنسان إذا نبَّه الإمام بالتصفيق وهو رجل، فقد خالف أمر الرسول عليه الصلاة والسلام
Diantaranya pula tepuk tangan pada apa yang dilarang oleh Rasul atau dengan menyelisihi apa yang beliau perintahkan semisal mengingatkan imam. Tidak ragu lagi bahwa bila seorang lelaki mengingatkan imam dengan cara bertepuk tangan padahal dia lelaki, maka sungguh dia sudah menyelisi perintah Rasul shallallahu alaihi wasallam.
ومنها: أن يقع للتنشيط والتشجيع وإظهار الرضا، فهذه تقع كما في المدارس؛ فهذه كرهها بعض العلماء رحمهم الله على أنَّ أصلها مأخوذ من غير المسلمين، ولا شكَّ أنه لا ينبغي فعلها، لكن الإنسان لا يجسر أن يقول: مكروهة أو حرام؛ لأنَّ الكراهة أو التحريم حكم شرعي يحتاج إلى دليل
Diantaranya pula bertepuk tangan untuk menyemangati dan mendukung serta menampakkan rasa ridho ini seperti yang terjadi di sekolah-sekolah sebagian ulama rahimahumullah memakruhkannya beralasan bahwa asal muasalnya dari selain kaum muslimin dan memang tidak diragukan lagi bahwa tepuk tangan seperti ini tidak layak untuk dilakukan. Hanya saja seseorang jangan terburu-buru untuk menyatakan makruh atau haram karena hukum makruh dan haram itu adalah hukum syar’i yang membutuhkan dalil.
فهذه هي أحكام التصفيق، والشيخ رحمه الله كأنَّه يُشير إلى هذا، أَنَّه إذا اتخذ هذا على وجه العبادة فإنَّه لا شك أنه من عمل الجاهلية
والتصفير أخبَتُ من التصفيق، فأنا أكرَهُ التصفير مُطلَقًا، حتى ولو كان للتشجيع
Inilah hukum-hukum tepuk tangan adapun Syaikh (Ibnu Taimiyah) rahimahullah seolah beliau mengisyaratkan kepada hal ini bahwa bila tepuk tangan ini dijadikan sebagai bentuk ibadah maka tidak diragukan lagi bahwa itu termasuk perbuatan orang-orang jahiliyah.
Adapun bersiul maka lebih buruk lagi dibandingkan bertepuk tangan.
Saya pribadi memakruhkan bersiul secara mutlak sampai pun bertujuan hanya untuk memberikan dukungan semata.
(( شرح اقتضاء الصراط المستقيم؛ محمد صالح العثيمين)) ص ٢٣٦-٢٣٧ ط. مؤسسة الشيخ
Syarh Iqtidha Shiratil Mustaqim; Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah, halaman 236-237, cetakan muassasah syaikh.