LIHATLAH ORANG YANG DI BAWAHMU NISCAYA KAMU AKAN MENGERTI NIKMAT ALLAH

oleh -425 Dilihat
oleh

وَعَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “اتْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيكُمْ”، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadis ini merupakan bimbingan bagi setiap hamba agar lebih mudah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Maksud dari “Orang yang berada di bawah kalian” adalah dalam hal urusan dunia. Jadi, seseorang dianjurkan untuk melihat orang-orang yang diuji dengan berbagai penyakit, lalu ia menyadari betapa besar nikmat sehat yang ia miliki adalah dasar dari segala kenikmatan.

Ia juga melihat orang-orang yang mengalami kekurangan fisik, seperti buta, tuli, atau bisu, lalu ia menyadari nikmat keselamatan yang diberikan oleh Allah kepadanya dari cacat tersebut yang biasanya membawa kesedihan dan penderitaan.

Demikian pula, ia melihat orang-orang yang terlalu mencintai dunia, sibuk mengumpulkan harta, dan enggan menunaikan kewajiban-kewajiban yang seharusnya ditunaikan. Maka ia tahu bahwa dirinya lebih baik karena tidak terlalu terbebani oleh tanggung jawab harta, baik di dunia maupun di akhirat.

Ia juga melihat orang yang ditimpa kefakiran yang sangat berat atau terlilit utang yang mencekik, lalu ia menyadari betapa ia telah diselamatkan dari dua keadaan yang sulit itu. Maka hatinya menjadi tenang, dan ia mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepadanya.

Tidak ada seorang pun yang diuji dalam urusan dunia, baik itu dalam hal kebaikan maupun keburukan, kecuali pasti ada orang lain yang ujiannya lebih berat darinya. Dengan menyadari hal itu, seseorang akan bisa merasa tenang dan bersyukur atas keadaan dirinya, karena melihat orang lain yang lebih berat ujiannya.

Namun, jika seseorang melihat orang yang lebih tinggi darinya dalam urusan agama, maka ia sadar bahwa dirinya masih kurang dalam menjalankan kewajiban agama. Maka dari itu, ia akan terdorong untuk memperbaiki diri dan merasa malu kepada Allah, serta mengetuk pintu taubat dengan penyesalan yang mendalam.

Maka, dengan melihat ke bawah dalam hal dunia, seseorang akan bersyukur atas nikmat yang ia miliki. Dan dengan melihat ke atas dalam hal agama, seseorang akan merasa rendah hati dan malu kepada Allah, serta terdorong untuk memperbaiki amalnya.

Sumber: Subulus Salam Syarh Bulugh Al Marom