قَوْلُهُ تَعَالَى: (فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ)
قِيلَ: فِي الظُّلْمِ قَوْلَانِ: أَحَدُهُمَا لَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ بِالْقِتَال…
الثَّانِي «2» – لَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ بِارْتِكَابِ الذُّنُوبِ، لِأَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ إِذَا عَظَّمَ شَيْئًا مِنْ جِهَةٍ وَاحِدَةٍ صَارَتْ لَهُ حُرْمَةٌ وَاحِدَةٌ وَإِذَا عَظَّمَهُ مِنْ جِهَتَيْنِ أَوْ جِهَاتٍ صَارَتْ حُرْمَتُهُ مُتَعَدِّدَةً فَيُضَاعَفُ فِيهِ الْعِقَابُ بِالْعَمَلِ السَّيِّئِ كَمَا يُضَاعَفُ الثَّوَابُ بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ. فَإِنَّ مَنْ أَطَاعَ اللَّهَ فِي الشَّهْرِ الحرام في البلد الحرام ليس ثَوَابُهُ ثَوَابَ مَنْ أَطَاعَهُ فِي الشَّهْرِ الْحَلَالِ فِي الْبَلَدِ الْحَرَامِ. وَمَنْ أَطَاعَهُ فِي الشَّهْرِ الْحَلَالِ فِي الْبَلَدِ الْحَرَامِ لَيْسَ ثَوَابُهُ ثَوَابَ مَنْ أَطَاعَهُ فِي شَهْرٍ حَلَالٍ فِي بَلَدٍ حَلَالٍ. وَقَدْ أَشَارَ تَعَالَى إِلَى هَذَا بِقَوْلِهِ تَعَالَى:” يَا نِساءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضاعَفْ لَهَا الْعَذابُ ضِعْفَيْنِ” «1» [الأحزاب: 30]…
خَصَّ اللَّهُ تَعَالَى الْأَرْبَعَةَ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ بِالذِّكْرِ، وَنَهَى عَنِ الظُّلْمِ فِيهَا تَشْرِيفًا لَهَا وَإِنْ كَانَ مَنْهِيًّا عَنْهُ فِي كُلِّ الزَّمَانِ. كَمَا قَالَ:” فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدالَ فِي الْحَجِّ” [البقرة: 197] عَلَى هَذَا أَكْثَرُ أَهْلِ التَّأْوِيلِ.
Allah ta’ala berfirman, “Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian pada bulan-bulan tersebut (bulan haram).” [At-Taubah:36]
Dikatakan bahwa makna zalim di sini ada dua pendapat:
1. Janganlah menzalimi diri-diri kalian pada bulan-bulan tersebut dengan berperang.
2. Janganlah menzalimi diri-diri kalian pada bulan-bulan tersebut dengan melakukan dosa-dosa, karena Allah ta’ala jika mengagungkan sesuatu dari satu sisi maka dia memiliki satu kemuliaan.
Sedangkan jika dia mengagungkan sesuatu dari dua sisi atau beberapa sisi, maka ia memiliki banyak kemuliaan, maka akan dilipatkan hukuman dari perbuatan jelek padanya sebagaimana dilipatkan pahala dari perbuatan baik. Karena siapa yang menaati Allah ta’ala di bulan haram, dan di negeri haram, maka tidak sama pahalanya dengan pahala orang yang menaati-Nya di bulan halal, di negeri haram dan siapa yang menaati-Nya di bulan halal di negeri haram, tidak sama pahalanya dengan orang yang menaati-Nya di bulan dan negeri yang halal. Allah ta’ala telah mengisysaratkan hal ini dengan firman-Nya, “Wahai istri-istri Nabi barang siapa diantara kalian yang melakukan kekejian yang nampak maka akan dilipatkan azab baginya dua kali lipat” [Al-Ahzab:30]
Allah ta’ala mengkhususkan penyebutan empat bulan haram ini dan melarang dari kezaliman di bulan-bulan ini sebagai pemuliaan untuknya, walaupun sebenarnya kezaliman itu dilarang setiap waktu, sebagaimana Allah ta’ala berfirman, “Maka janganlah berbuat rafats dan kefasikan dan berbantah-bantahan ketika haji.” [Al-Baqarah:197]. Inilah pendapat kebanyakan ahli tafsir.
(Sumber: Kitab Aljami’ Liahkamil Qur’an Karya al-Imam Al-Qurthubi)