(Ustadz Abu Hatim Falih حفظه الله)
Syaikh Muhammad Aman rahimahullah pernah mengomentari tentang Juhaiman dan para pengikutnya yang pernah melakukan teror di Masjidil Haram:
: وهنا أمر له أهمية ينبغي التنويه به وهو
أن أولئك الصبية السفهاء كانوا يطلقون على أنفسهم – فيما بلغني – أنهم (سلفيون)! كبرت كلمة تخرج من أفواههم إن يقولون إلا كذبا. وإطلاقهم هذا الاسم على أنفسهم لا يخرج من أحد أمرين:
١- إما أنهم لا يعرفون المفهوم الصحيح للسلفية، فيكون إطلاقهم ذلك الاسم نتيجة جهل قد يكون مركباً.
٢- وإما أنهم أرادوا المغالطة والتضليل، فيكون الإطلاق نتيجة سوء قصد لتشويه هذا الاسم الحبيب الذي يعني الرعيل الأول في هذه الأمة ومن سلك مسلكهم. (ما هي السلفية) ص.٥٢-٥٣ للشيخ عبد الله بن عبد الرحيم البخاري حفظه الله
“Di sini ada satu hal penting yang selayaknya disinggung:
Bahwa anak-anak muda bodoh itu menyebut diri mereka sebagai “salafiyun”!
Sungguh besar kalimat yang keluar dari mulut mereka, tidaklah yang mereka ucapkan kecuali kedustaan.
Penyebutan mereka terhadap diri mereka sebagai salafiyun tidak keluar dari satu dari dua kemungkinan:
- Bisa jadi mereka tidak tahu definisi yang benar tentang salafiyah, sehingga penyebutan mereka ini hasil dari kebodohan yang bisa jadi murakkab (merasa benar padahal salah,pent.)
- Bisa jadi memang ingin menyamarkan dan menyesatkan, sehingga penyebutan mereka ini muncul dari niatan jelek ingin memperburuk citra nama yang kita cintai ini (salafiyah) yang maksudnya adalah generasi awal umat ini (Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya,pent.) dan orang-orang mengikuti jalan mereka.
((Ma Hiya as Salafiyah)) hal.52-53 tulisan Syaikh Doktor Abdullah bin Abdurrahim Al Bukhari حفظه الله