(Ustadz Abu Hatim Falih حفظه الله)
قال ابن قدامة المقدسي رحمه الله:
أما الأسباب التي تبعث على الغيبة فكثيرة . منها : تشفي الغيظ ، بأن يجري من إنسان في حق آخر سبب يُوجِب غَضَبَهُ ، فكلّما هاج غضبه تشفّى بغيبة صاحب السبب .
Ibnu Qudamah al Maqdisi rahimahullah berkata:
” Adapun sebab-sebab yang mendorong berbuat ghibah banyak jumlahnya. Di antaranya:
– mengobati sakit hati, dikarenakan adanya sesuatu dari orang tersebut yang menyebabkan kemarahannya. Sehingga ketika bergejolak kemarahannya, dia berusaha mengobatinya dengan mengghibahi orang itu.
السبب الثاني : من البواعث على الغيبة : موافقة الأقران ومجاملة الرفقاء ومساعدتهم ، فإنهم إذا كانوا يتفكهون في الأعراض ، رأى هذا أنه إذا أنكر عليهم أو قطع كلامهم استثقلوه ونفروا عنه ، فيساعدهم ويرى ذلك مِن حُسن المعاشرة ..
Sebab kedua: di antara pendorong ghibah adalah menyesuaikan dan berbasa-basi kepada teman serta menguatkan mereka. Karena jika mereka orang-orang yang senang membicarakan kehormatan orang lain, dia berpandangan kalau mengingkari atau memotong pembicaraan mereka akan membuat mereka merasa keberatan dan menjauhinya, sehingga dia menguatkan pembicaraan mereka dan berpandangan bahwa hal itu termasuk sikap baik dalam bergaul.
الثالث : إرادة رفع نفسه بتنقيص غيره ، فيقول : فلان جاهل ، وفهمه ركيك ، ونحو ذلك ، وغَرضُه أن يُثبت في ضمن ذلك فضل نفسه ، ويريهم أنه أعلم منه .
وكذلك الحسد في ثناء الناس على شخص وحبهم له وإكرامهم ، فيقدح فيه ليقصد زوال ذلك
Sebab ketiga: niatan untuk mengangkat dirinya dengan menjatuhkan orang lain, sehingga dia berucap: “si fulan itu bodoh, pemahamannya kacau” atau yang semisalnya. Dengan itu dia bertujuan menetapkan keutamaan dirinya dan memperlihatkan kepada mereka bahwa dia lebih berilmu dibandingkan si fulan tersebut.
Demikian pula dengki kepada pujian manusia kepada seseorang dan cinta mereka kepadanya serta pemuliaan mereka baginya, membuatnya melontarkan celaan pada si Fulan tadi agar hilang semua hal itu darinya.
الرابع : اللعب والهزل ، فيذكر غيره بما يُضحك الناس به على سبيل المحاكاة ، حتى إن بعض الناس يكون كسبه من هذا.
Sebab keempat: iseng dan main-main, dia menyebutkan orang lain dengan sesuatu yang menjadikan mereka tertawa dengan cara menirukannya. Sampai-sampai sungguh sebagian manusia penghasilannya dari perbuatan seperti ini.”
مختصر منهاج القاصدين ص.٢٠٧ ط. دار الفيحاء
(( Mukhtasar Minhajil Qashidin )) halaman 207 cetakan Darul Faiha.