عَنْ جُنْدَب الْبَجَلِيِّ قال: شَهِدْتُ الْأَضْحَى مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَذَبَحَ أُنَاس قَبْلَ الصَّلَاة، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: “مَنْ كَانَ ذَبَحَ مِنْكُمْ قَبْلَ الصَّلَاةِ .. فَلْيُعِدْ أُضْحِيَّتَهُ، وَمَنْ لَا .. فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللهِ”.
)من كان ذبح) أضحيته (منكم) أيها الناس (قبل الصلاة) أي: قبل فراغنا من صلاة العيد .. (فليعد أضحيته) أي: فليذبح ثانيًا؛ لأن ما ذبحه قبل الصلاة وقع قبل دخول وقت ذبح الأضحية، فلا يجزئ عنه في أضحيته؛ لأن وقت ذبحها إنما يدخل بالفراغ من صلاة العيد، فليذبح شاةً أخرى مكان ما ذبحه أولًا (ومن لا) أي: ومن لم يذبح أضحيته قبل الصلاة .. (فليذبح) أضحيته الآن بعد الصلاة
(على اسم الله) تعالى أي: قائلًا: باسم الله؛ أي: ذاكرًا للتسمية؛ بأن يقول: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari Jundub Al Bajalliy, ia berkata, “Aku menyaksikan hari Idul Adha bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ada sekelompok orang yang menyembelih sebelum salat, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang sudah menyembelih sebelum salat, maka ulangilah penyembelihannya, dan barang siapa yang belum, maka semebelihlah dengan nama Allah”
“(Barang siapa yang menyembelih) sembelihan (di antara kalian) Wahai sekalian manusia (sebelum salat) yakni sebelum kita selesai menegakkan salat id, (maka hendaknya dia mengulang penyembelihan tersebut) yakni sembelihlah untuk kedua kalinya (dengan hewan yang berbeda), karena apa yang dia sembelih sebelum salat selesai itu dia lakukan sebelum masuk ke dalam waktunya, sehingga tidak sah darinya apa yang dia sembelih, dikarenakan waktu penyembelihan itu dimulai tatkala salat id telah ditegakkan. Oleh karena itu, siapa yang menyembelih sebelum waktunya hendaknya dia menyembelih kambing yang lain untuk menggantikan apa yang telah dia sembelih sebelumnya, (dan barang siapa yang belum menyembelih sembelihannya sebelum salat, maka sembelihlah) yakni semebelihlah sekarang setelah salat (atas nama Allah) yakni seraya mengucapkan basmallah, yaitu dengan mengucapkan,
“بسم الله الرحمن الرحيم”
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Sumber: Murshid Dzawi Al-Hija Wal Hajah Ila Sunan Ibn Majah