وَسُئِلَ :عَنْ بُكَاءِ الْأُمِّ وَالْإِخْوَةِ عَلَى الْمَيِّتِ: هَلْ فِيهِ بَأْسٌ عَلَى الْمَيِّتِ؟ .
فَأَجَابَ :أَمَّا دَمْعُ الْعَيْنِ وَحُزْنُ الْقَلْبِ فَلَا إثْمَ فِيهِ؛ لَكِنَّ النَّدْبَ وَالنِّيَاحَةَ مَنْهِيٌّ عَنْهُ وَأَيُّ صَدَقَةٍ تُصُدِّقَ بِهَا عَنْ الْمَيِّتِ نَفَعَهُ ذَلِكَ.
Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya tangisan ibu dan saudara-saudara atas kematian seseorang? Apakah hal itu memberi dampak buruk bagi si mayit?
Jawaban:
Adapun air mata yang menetes dan kesedihan hati, maka tidak ada dosa di dalamnya. Namun, menyebut-nyebut dengan meratapi (an-nadb) dan menjerit dalam ratapan (an-niyahah) adalah perbuatan yang terlarang. Dan setiap sedekah yang disalurkan untuk si mayit akan bermanfaat baginya.
Sumber: Majmuu Fataawa jilid. 4 hal. 380





