Banyak manusia yang tenggelam dalam kehidupan yang menipu, kehidupan yang diumpamakan seperti tanaman yang subur kemudian kering dan kemudian hancur, dengan waktu yang singkat. Allah ta’ala berfirman,
(ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ )
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelalaian, perhiasan, saling berbangga-bangga di antara kalian serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan.”
Dikatakan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah lima perkara yang telah disebutkan dalam ayat tadi adalah suatu yang tidak memiliki derajat sama sekali yang Allah ta’ala permisalkan,
(كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ)
“Seperti perumpamaan hujan yang tanamannya mengagumkan orang-orang kafir.”
Di sini orang-orang kafir kagum terhadapnya, karena merekalah yang bergantung dengan dunia, dan akal-akal mereka tertawan terhadapnya. Maka tumbuhan itu tumbuh karena sebab hujan yang membuat orang-orang kafir takjub terhadap kebagusan dan keindahannya.
(ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ )
“Kemudian pohon-pohon tersebut mengering menguning dan kemudian hancur.” Hilang dan sirna.
(وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ)
“Dan di akhirat ada azab yang keras, serta ampunan dan keridaan Allah” (QS. Al-Hadid,20)
Maka mana yang kalian pilih? Di sana ada azab yang sangat keras bagi siapa yang mengutamakan dunia dari pada akhiratnya dan ada ampunan serta keridaan Allah ta’ala bagi siapa yang mengutamakan akhirat dari pada dunianya. Dan orang yang berakal jika dia membaca Al-Qur’an serta mengetahui kedudukan dunia, yang mana dia tidak memiliki derajat sedikitpun. Dan mengetahui bahwasanya dunia adalah tempat menanam untuk kehidupan akhirat. Maka lihatlah apa yang telah engkau tanam di dunia untuk akhiratmu?
Sumber: Syarh Rihiyadu Ash-sholihin, bab keutamaan zuhud di dunia
