,

Makna Hadis Tentang Sifat Sombong

oleh -66 Dilihat
oleh
hand planting soy seed in the vegetable garden. agriculture concept
سئل رحمه الله عن معنى قوله صلى الله عليه وسلم: (لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر) هل هذا الحديث مخصوص بالمؤمنين أم بالكفار؟ فإن قلنا مخصوص بالمؤمنين فقولنا ليس بشيء؛ لأن المؤمنين يدخلون الجنة بالإيمان. وإن قلنا مخصوص بالكافرين فما فائدة الحديث؟
:فأجاب
لفظ الحديث في الصحيح: (لا يدخل الجنة من في قلبه مثقال ذرة من كبر ولا يدخل النار من في قلبه مثقال ذرة من إيمان) فالكبر المباين للإيمان لا يدخل صاحبه الجنة كما في قوله: (إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين) ومن هذا كبر إبليس وكبر فرعون وغيرهما ممن كان كبره منافيا للإيمان وكذلك كبر اليهود والذين أخبر الله عنهم بقوله: (أفكلما جاءكم رسول بما لا تهوى أنفسكم استكبرتم ففريقا كذبتم وفريقا تقتلون). والكبر كله مباين للإيمان الواجب فمن في قلبه مثقال ذرة من كبر لا يفعل ما أوجب الله عليه ويترك ما حرم عليه بل كبره يوجب له جحد الحق واحتقار الخلق وهذا هو ” الكبر ” الذي فسره النبي صلى الله عليه وسلم حيث سئل في تمام الحديث. (فقيل: يا رسول الله الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنا. فمن الكبر ذاك؟ فقال: لا إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس) فالحديث عام في الكفار وفي المسلم

 

Ditanyakan kepada Ibnu Taimiyyah -semoga Allah merahmati beliau- tentang makna ucapan Nabi ‘Tidak akan masuk surga siapa saja yang ada di dalam hatinya walaupun sebesar biji dzarroh dari kesombongan’ apakah hadis ini khusus bagi orang-orang yang beriman atau khusus bagi orang-orang kafir? Apabila kita mengatakan bahwa itu khusus bagi orang-orang yang beriman maka kita mengucapkan ucapan yang tidak ada artinya karena orang-orang mukmin itu akan masuk kedalam surga karena imannya dan apabila kita mengatakan bahwa hadis itu khusus bagi orang-orang kafir maka apa faedah hadis ini?

Beliau menjawab,

“Lafadz hadis dalam As-Shohih ‘Tidak akan masuk surga siapa saja yang ada di dalam hatinya walaupun sebesar biji dzarroh dari kesombongan dan tidak akan masuk neraka orang yang memiliki walaupun sebesar dzarroh dari iman’ maka kesombongan yang bertentangan dengan keimanan tidak akan memasukkan pelakunya ke dalam surga sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang sombong (berpaling) dari peribadatan kepada-Ku, niscaya mereka akan masuk ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60).

Diantara makna kesombongan ini adalah kesombongan Iblis, kesombongan Fir’aun dan selain dari keduanya dari orang-orang yang kesombongannya itu menafikan (meniadakan) iman. Demikian pula kesombongan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang telah Allah khabarkan tentang mereka dengan firman-Nya (yang artinya), “Apakah setiap kali datang kepada kalian seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kalian lalu kalian sombong, maka beberapa orang (dari mereka) kalian dustakan dan beberapa orang (yang lain) kalian bunuh.” (QS. Al-Baqarah: 87).

Dan sifat sombong itu seluruhnya bertentangan dengan keimanan yang wajib, maka barang siapa yang di hatinya itu ada sifat sombong walaupun sebesar biji dzarroh, dia tidak akan melakukan apa yang Allah wajibkan atasnya dan tidak akan meninggalkan apa yang Allah larang kepadanya, bahkan kesombongannya itu akan membuatnya menentang kebenaran dan merendahkan manusia.

Inilah sifat sombong yang yang dimaksud oleh Nabi ketika ditanya pada kelanjutan hadis tersebut: ‘Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, seseorang menyukai pakaiannya bagus dan kedua alas kakinya juga bagus. Apakah itu juga termasuk dari sifat sombong?” Maka Nabi menjawab, “Tidak, sesungguhnya Alloh itu Maha Indah dan menyukai keindahan, sombong adalah engkau menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” Maka hadis ini mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.”

Referensi: Majmu Fatawa Libni Taimiyyah Jilid 7 halaman 679

Ditulis oleh: Abdan Aswin (Santri TDNI angkatan ke-2)

No More Posts Available.

No more pages to load.