KEBAKTIAN KEPADA ORANG TUA YANG PALING UTAMA

oleh -32 Dilihat
oleh

KEBAKTIAN KEPADA ORANG TUA YANG PALING UTAMA

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، يَقُولُ: إِنَّ ‌مِنْ ‌أَبَرِّ ‌الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ

قَالَ عَبْد الْعَزِيز بْن أَبِي روّاد: إِذا كَانَ الرجل بارًّا بأَبُويه فِي حياتهما، ثُمَّ لم يَفِ بعد مَوْتهمَا بنذورهما، وَلم يقضِ ديونهما، كُتب عِنْد اللَّهِ عاقًا، وَإِذا كَانَ لم يَبرهُمَا فِي حياتهما، ثُمَّ أوفى بنذورهما، وَقضى ديونهما، كتب عِنْد اللَّه بارًّا

Dari Abdullah bin Umar, beliau berkata, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya termasuk dari berbakti kepada orang tua yang paling utama adalah seseorang menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang dicintai oleh orang tuanya setelah dia meninggal.”

Berkata Abdul Aziz bin Abi Rowwad, “Jika seseorang berbakti kepada kedua orang tua-nya pada masa hidupnya, kemudian tidak menunaikan nadzar mereka berdua setelah mereka meninggal, dan juga tidak melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya maka dia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang durhaka kepada keduanya. Adapun jika dia tidak (sempat) berbakti kepada kedua orang tuanya ketika mereka masih hidup, namun dia menunaikan nadzar-nadzar kedua orang tuanya dan juga melunasi hutang-hutang mereka, maka dia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang berbakti kepada kedua orang tua.”

[Muhammad bin Husain bin Mas’ud al-Farraa’ al-Baghowi, Syarhus Sunnah lil Baghowi, jilid 13, hal.33, cet ke-2 (1403 H/1983 M), Maktabah Al-Islamiy, Damaskus, Beirut]

Oleh: Hanif Atsyl (Santri TDNI angkatan ke-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.