KEUTAMAAN LAILATUL QADAR DI DALAM AL QURAN

oleh -71 Dilihat
oleh

Lailatul Qadar, Malam yang menjadi momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam di setiap bulan Ramadan. Terdapat dalam Al Quran yang mulia penyebutan akan kemuliaan malam tersebut. Di antaranya:

Lailatur Qadar, sebuah malam di mana Allah menurunkan Al Quran padanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 (إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ )

“Sesungguhnya kami menurunkannya pada Lailatul Qadar.” [Al-Qadar, 97 : 1]

يعني القرآن وإنْ لم يَجْرِ له ذكر في هذه السورة؛ لأنَّ المعنى معلوم، والقرآن كله كالسورة الواحدة. وقد قال: [البقرة : ١٨٥]. وقال: [الدخان: ١-٣]، يريد : في ليلة القَدْرِ. وقال الشعبي : المعنى :إنَّا ابتدأنا إنزاله في ليلة القدر

Imam AlQurthubi berkata dalam tafsirnya tentang ayat ini, “Yang dimaksud adalah Al-Qur’an, meskipun tidak disebutkan secara langsung dalam surah ini, karena maknanya sudah diketahui, dan seluruh Al-Qur’an itu seperti satu kesatuan surah.

Allah telah berfirman:

(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فيهِ الْقُرْءَانُ )

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” [Al-Baqarah, 2 : 185]

Dan Allah juga berfirman:

(حمَ وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةً)

“Ha Mim. Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi” [Ad-Dukhan, 44 : 1-3],

yang dimaksud adalah pada malam Lailatul Qadar.

Asy-Sya‘bi rahimahullah berkata: “Maknanya adalah bahwa sesungguhnya Kami memulai menurunkannya pada malam Lailatul Qadar.”

 

Pada malam itu pula, merupakan malam yang berbarakah yang mana selaras dengan firman Allah subhanahu wata’ala:

( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ )

“Sungguh kami telah menurunkannya pada malam yang berbarakah.”[Ad-Dukhan, 44 : 3]

Pada malam tersebut, Allah menetapkan ajal (umur), dan rezeki para hamba-Nya dalam setahun. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

( فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ )

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”   [Ad Dukhan, 44 : 4]

قال ابن عباس : يُحْكم الله أمر الدنيا إلى قابل في ليلة القدر ما كان من حياة أو موت أو رزق. وقاله قتادة ومجاهد والحسن وغيرهم.

Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini, “Allah menetapkan urusan dunia hingga tahun berikutnya pada malam Lailatul Qadar, baik itu berkaitan dengan kehidupan, kematian, atau rezeki.” Pendapat ini juga dikatakan oleh Qatadah, Mujahid, Al-Hasan, dan lainnya.

Pada malam tersebut, ibadah yang dikerjakan oleh seseorang jauh lebih baik berkali-kali lipat dari pada ia lakukan pada malam-malam yang lain. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

( لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ )

“Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.” [Al-Qadar, 97 : 3]

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ) بيَّنَ فَضْلَها وعِظَمَها. وفضيلة الزمانِ إنَّما تكون بكثرة ما يقع فيه من الفضائل. وفي تلك الليلة يُقسَمُ الخير الكثير الذي لا يوجد مثله في ألف شهر. والله أعلم.

وقال كثير من المفسرين : أي: العمل فيها خيرٌ من العمل في ألف شهر ليس فيها ليلة القدر، وقال أبو العالية : ليلةُ القَدْرِ خيرٌ من ألف شهر لا تكون فيه ليلةُ القَدْرِ.

Imam Al Qurthubi ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Menjelaskan keutamaan dan kemuliaannya. Keutamaan suatu waktu terjadi karena banyaknya kebaikan yang terdapat di dalamnya. Pada malam itu, dibagikan kebaikan yang sangat banyak, yang tidak dapat ditemukan dalam seribu bulan lainnya. Dan Allah lebih mengetahui.”

Banyak dari ahli tafsir berkata, “Yaitu, mengerjakan suatu amal perbuatan di dalamnya lebih baik daripada mengerjakannya selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar.”

Abu Al-‘Aliyah berkata, “Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar.”

Para malaikat turun pada malam Lailatul Qadar ke dunia membawa kebaikan, keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala. Allah berfirman:

( تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ )

“Para malaikat dan Jibril turun pada malam tersebut atas izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan.” [Al Qadar, 97 : 4]

 

أي: تهبط من كل سماء، ومن سدرة المنتهى، ومسكن جبريل على وسطها. فينزلون إلى الأرض ويؤمّنون عاى دعاء الناس، إلى وقت طلوع الفجر. فذلك قول الله تعالى: تنزل الملائكة.

Imam Al Qurthubi saat menafsirkan (Para malaikat turun…) berkata, “Yaitu: (para malaikat) turun dari setiap langit, dari Sidratul Muntaha, dan tempat tinggal Jibril di tengahnya. Lalu mereka turun ke bumi dan mengamini doa manusia hingga waktu terbit fajar. Maka itulah firman Allah Ta’ala: “Para malaikat turun….”

 

Lailatul Qadar, adalah malam yang bebas dari kejahatan dan bahaya, di dalamnya banyak terdapat ketaatan, amal kebaikan, dan kebajikan. Keselamatan dari azab juga banyak di malam itu, dan setan tidak dapat mencapai apa yang biasa ia capai di malam lainnya. Maka ia adalah keselamatan seluruhnya. Allah Ta’ala berfirman:

( سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ )

 “Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.” [Al-Qadr, 97 : 5]

 

قيل: إن تمام الكلام (من كل أمر)، ثم قال: (سلام)، روي ذلك عن نافع وغيره، أي: ليلة القدر سلامة وخير كلها لا شر فيها، (حتى مطلع الفجر) أي: إلى طلوع الفجر. قال الضحاك: لا يقدّر الله في تلك اللية إلا السلامة، وفي سائر الليالي يقضي بالبلايا والسلامة.

Imam Al Quthubi dalam tafsirnya mengatakan, “Dikatakan bahwa sempurnanya kalimat (مِن كُلِّ أَمْرٍ), kemudian Allah berfirman: (سَلَامٌ). Hal ini diriwayatkan dari Nafi’ dan lainnya, yaitu bahwa Lailatul Qadar adalah keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tidak ada keburukan di dalamnya. (حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ) yakni sampai terbit fajar. Ad-Dhahhak berkata, “Allah tidak menetapkan pada malam itu kecuali keselamatan, sedangkan pada malam-malam lainnya, Dia menetapkan bala dan keselamatan.”

(Sumber: Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an)

Ditulis oleh: Miqdad Al Atsary (santri TDNI angkatan ke-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.