Kalimat tauhid adalah kalimat syahadah, kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, kalimat yang memasukan seseorang ke dalam Islam. Disebutkan di dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhu, beliau berkata, ”Ketika Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam mengutus Muadz bin Jabal radhiyallahu ’anhu ke negeri Yaman Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam berkata berkata kepadanya,
إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ، فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ، فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ، فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ”
“Engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Ilaah (Tuhan) yang berhak diibadahi kecuali Allah ta’ala dan bahwa aku adalah utusan Allah ta’ala. Jika mereka menaatinya, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah ta’ala telah mewajibkan kepada mereka salat lima waktu setiap sehari dan semalam. Jika mereka menaatinya, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah ta’ala mewajibkan zakat atas mereka zakat yang diambil dari orang kaya diantara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir diantara mereka. Jika mereka menaatinya, maka hindarilah mengambil harta terbaik mereka, dan takutlah terhadap doa orang yang dizalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doanya dan Allah ta’ala.”(HR. Bukhari no. 7372, Muslim no. 19).
Hadis ini menunjukan pentingnya kalimat tauhid, yang mana dijadikannya kalimat tersebut sebagai awal pertama ajakan terhadap islam, dan mengandung di dalamnya ajakan untuk beribadah hanya kepada Allah ta’ala tidak kepada selainNya.