عن أَبِي بَكْرَةَ رضي الله عنه، عن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قالَ:
إنَّ الزَّمَانَ قدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَومَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الذي بيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَان
(رواه البخاري 3917 ومسلم 1679)
قوله صلى الله عليه وسلم: “قد استدار كهيئته” قال السندي، أي: على هيئته وحسابه القديم، وكان العرب يقدمون شهراً ويؤخرون آخر، ويسمون ذلك النسيء، فبين صلى الله عليه وسلم أن ذلك الوضع وضع جاهلي باطل،
“قد استدار”، أي: صار على هيئته، أي: وبطل ما كان عليه أهل الجاهلية من النسيء.
الكتاب: مسند الإمام أحمد بن حنبل (ج 34 ص 27)
Dari Abu Bakrah radiyallahu ‘anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana keadaannya pada hari Allah ta’ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram. Tiga diantaranya berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan satu lagi adalah Rajab mudhor yaitu bulan antara Jumadal akhiroh dan Sya’ban.”
(HR. Bukhari no. 3197, Muslim no. 1679)
Hadits ini menegaskan bahwa Dzulqa’dah adalah salah satu bulan yang disucikan oleh Allah ta’ala. Dalam bulan-bulan haram, umat Islam diperintahkan untuk menghindari pertumpahan darah, permusuhan, dan maksiat, serta memperbanyak amal saleh.
Berkata Imam Ahmad bin Hambal, “Sabda nabi ‘telah berputar seperti keadaan nya’, berkata assindy, ‘yakni sesuai keadaan dan perhitungan yang lama, dahulu telah menjadi kebiasaan bagi orang-orang arab untuk memajukan bulan dan memundurkannya dan ini disebut annasi’ maka Nabi menjelaskan bahwa peletekan bulan seperti ini adalah peletakan yang bathil.
Dan beliau [Imam Ahamad bin Hambal] juga berkata, “Sabda nabi ‘telah berputar’ telah terjadi seperti keadaannya, yakni telah bathil apa yang ahlul jahiliyyah terbiasa melakukannya dari perbuatan annasi”
Referensi musnad imam Ahmad [Jilid 34, Hal 27]