MENELUSURI PERJALANAN HIDUP ABU BAKAR: KHALIFAH PERTAMA (1)

oleh -37 Dilihat
oleh

 

Abu bakar Ash-Shiddiq, khalifah Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, namanya: Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Kaab bin Saad bin Taym bin Murrah bin Kaab bin Luay ibnul Ghalib Al-Qurasyi At-Taimi.

Al Imam An Nawawi berkata, dalam tahdzibnya (Al Asmaul Lughaat), “Mus’ab bin Az-Zubair dan selainnya berkata, ‘Umat Islam sepakat menggelarinya “Ash-Shiddiq”, karena ia yang pertama kali membenarkan risalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan senantiasa teguh pada kebenaran—tidak pernah sekali pun berdusta, juga tidak goyah dalam keadaan apa pun. Ia memiliki kedudukan tinggi di dalam Islam, yang puncaknya tampak pada peristiwa malam Isra’.”{ Isra’ Mikraj } dan ketegarannya serta jawabannya kepada orang-orang kafir terkait kejadian Isra’ tersebut, dan kisah hijrahnya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala meninggalkkan keluarganya dan anak-anaknya, kemudian senantiasanya beliau meyertainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di goa (Hira) dan sepanjang perjalanan (hijrah), kemudian ucapan beliau pada perang Badr, juga pada perjanjian Hudaibiyyah ketika menjadi samar perihal penundaan masuknya kaum muslimin ke Makkah di sisi manusia selainnya. Kemudian kisah tangisannya ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang Allah ta’ala berikan pilihan padanya antara dunia dan akhirat kemudian hamba tersebut lebih memilih akhirat.” Kemudian ketegaran pada hari ketika wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan khutbahnya terhadap manusia serta penenangannya terhadap mereka. Kemudian kisah andilnya beliau dalam memutuskan pembaiatan (khalifah) untuk kemaslahatan kaum muslimin, kemudian perhatiannya yang besar serta ketegarannya ketika mengutus pasukan Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma menuju Syam dan kebulatan tekadnya terhadap hal tersebut, kemudian andilnya beliau dalam memerangi orang-orang murtad dan kisah perdebatan beliau bersama para sahabat sampai beliau mengalahkan mereka dengan dalil-dalil, dan Allah ta’ala bukakan hati-hati mereka para sahabat sesuai apa yang Allah ta’ala bukakan pada hati Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu berupa kebenaran -yaitu memerangi orang-orang murtad-.

Referensi: Taarikhul Khulafaa hal 26

No More Posts Available.

No more pages to load.