ويجب الحج بمال حلال ومن حج بمال حرام و حجه غير مبرور و اختلف العلماء إجزائه فذهب جمهور هم إلى أنه يجزئه و هو غير مبرور وذهب إمام أحمد إلى أنه لا يجزء عنه و ذلك لما روى مسلم عن فضيل بن مرزوق حدثني عدي بن ثابت عن أبي حازم عن أبي هريرة قال قال رسول الله أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا و إن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا إني بما تعملون عليم وقال: يا أيها الذين أمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم.
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ ، لِذَلِكَ
Wajib menunaikan haji dengan uang yang halal, dan siapa saja yang menunaikan haji dengan uang yang haram, maka hajinya tidak dibenarkan (tidak diterima). Sementara para ulama berbeda pendapat tentang sah atau tidaknya haji tersebut. Jumhur ulama berpendapat sah (mencukupi) namun tidak diterima (tidak mendapatkan pahala). Sedangkan Imam Ahmad berpendapat bahwa hal tersebut tidak mencukupi (tidak sah). Yang demikian itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari riwayat Fudhayl bin Marzuq. Adi bin Tsabit meriwayatkan kepadaku dari Abu Hazim dari Abu Hurairah, beliau berkata Rasulullah bersabda, “Wahai manusia, Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik saja.” Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan sesuatu yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka Allah berfirman (yang artinya), “Wahai para rasul, makanlah dari rezeki yang baik-baik dan lakukanlah amalan yang shalih sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dan Allah juga berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang Kami berikan kepadamu.”
Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh. Dalam keadaan rambutnya acak-acakan dan badannya berdebu, dia menjulurkan kedua tangannya ke langit, sambil berkata Ya Tuhan, Ya Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram, serta dibesarkan dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan, karena kondisi orang tersebut seperti itu.
[Shifatu Hujjatin Nabi hal. 40]