إِخْلَاصُ العَمَلِ اللَّهِ هُوَ أَلَّا يَكُونَ فِيهِ شِرْكٌ، فَاللَّهُ لَا يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ
خَالِصًا لِوَجْهِهِ لَيْسَ فِيهِ شِرْكٌ، وَهَذَا أَحَدُ شَرْطَي قَبُولِ العَمَلِ. الشَّرْطُ الثاني : المُتَابَعَةُ، وَالعَمَلُ بِالسُّنَّةِ ؛ بِأَنْ يَكُونَ العَمَلُ مُوَافِقًا لِسُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ فَلَا يَكُونُ فِيهِ بِدْعَةٌ؛ لِأَنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ البِدَعَ، بَلْ يُعَاقِبُ عَلَيْهَا، وَلَوْ أَتْعَبَ الإِنْسَانُ نَفْسَهُ بِعَمَلٍ لَمْ يُخْلِصُ فِيهِ اللَّهِ فَإِنَّهُ هَبَاء مَشْلُورٌ، وَلَو أَتْعَبَ نَفْسَهُ فِي عَمَلٍ عَلَى غَيْرِ مُوَافَقَةِ السُّنَّةِ فَإِنَّهُ مَرْدُودٌ، وَلَا يُقْبَلُ إِلَّا بِهَذَيْنِ الشَّرْطَيْنِ: الْإِخْلَاصُ اللَّهِ، وَالمُتَابَعَةُ للرَّسُولِ .
((وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ (111) بَلَىٰۚ )) بَلَى نَقْضٌ لِنَفْيِهِمْ، يَعْنِي: يَدْخُلُهَا (( بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَبُونَ))
البقرة١١١-١١٢
((مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ )) أَيْ: أَخْلَصَ عَمَلَهُ اللهِ، ((وَهُوَ مُحْسِنٌ)) أَي : مُتَّبِعُ لِلرَّسُولِ مِنْ كُلِّ أَحَدٍ مِنَ اليَهُود ومِنَ النَّصَارَى ومِنْ سَائِرِ العَالَمِ، بِهَذَيْنِ الشَّرْطَيْنِ: الإخلاص والمُتَابَعَةُ
“Ikhlas dalam beramal kepada Allah adalah tidak adanya unsur syirik (menyekutukan Allah) dalam amal tersebut. Allah tidak menerima amal kecuali amal yang murni karena-Nya, tidak ada unsur syirik di dalamnya, dan ini adalah salah satu syarat diterimanya amal. Syarat kedua adalah mengikuti (sunnah) dan beramal sesuai dengan sunnah, yaitu amal yang sesuai dengan sunnah Rasulullah, sehingga tidak ada unsur bid’ah di dalamnya. Karena Allah tidak menerima bid’ah, bahkan Dia menghukum karena bid’ah tersebut. Meskipun seseorang bekerja keras dalam amal yang tidak ikhlas karena Allah, amal itu akan menjadi sia-sia seperti debu beterbangan. Begitu pula, jika seseorang bersusah payah dalam amal yang tidak sesuai dengan sunnah, amal itu akan ditolak. Amal tidak akan diterima kecuali dengan dua syarat ini: ikhlas karena Allah dan mengikuti Rasul.
“Dan mereka berkata, ‘Tidak akan masuk surga kecuali orang yang menjadi Yahudi atau Nasrani.’ Itu hanyalah angan-angan mereka. Katakanlah, ‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.’ Justru sebaliknya, siapa pun yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan dia berbuat baik, maka baginya pahala di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak akan bersedih hati.”
(QS. Al-Baqarah 111-112)
‘Siapa pun yang menyerahkan wajahnya kepada Allah’ artinya: ikhlas dalam beramal hanya untuk Allah, ‘dan dia berbuat baik’ artinya: mengikuti Rasul dari kalangan siapa pun, baik dari Yahudi, Nasrani, maupun dari seluruh umat manusia, dengan dua syarat ini: ikhlas dan mengikuti Rasul.”
[Syarhis Sunnah Lil Imam Al-Barbahari, hal. 163)