Pengertian Nikah Dan Dalil-dalil Tentang Disyariatkannya

oleh -143 Dilihat
oleh

[المسألة الأولى: تعريف النكاح، وأدلة مشروعيته]

تعريف النكاح

النكاح لغة: الضم والجمع والتداخل، يقال: مأخوذ من: تناكحت الأشجار، إذا انضم بعضها إلى بعض، أو من: نكح المطر الأرض، إذا اختلط بثراها

وشرعاً: عقد يتضمن إباحة استمتاع كل من الزوجين بالآخر، على الوجه المشروع

أدلة مشروعية النكاح

الأصل في مشروعية النكاح: الكتاب والسنة والإجماع

فقد دل على مشروعية النكاح آيات كثيرة: منها قوله تعالى: (فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ) [النساء: ٣]. وقوله تعالى: (وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى  مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ) [النور: ٣٢]

وأحاديث كثيرة، منها حديث ابن مسعود – رضي الله عنه – عن النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال: (يا معشر الشباب، مَن استطاع منكم الباءة فليتزوج، فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له وجاء). وحديث معقل بن يسار – رضي الله عنه – أن رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال: (تزوجوا الودود الولود؛ فإني مكاثر بكم الأمم).

وقد أجمع المسلمون على مشروعية النكاح

Permasalahan Pertama: Pengertian Nikah Dan Dalil-dalil Tentang Disyariatkannya

  1. Pengertian Nikah

Nikah secara bahasa adalah menggabungkan, mengumpulkan, dan saling memasukkan, Dikatakan pula bahwa kata nikah diambil dari kalimat تناكحت الأشجار : pohon-pohon itu “menikah”, yaitu ketika pohon-pohon itu saling menyatu, atau diambil pula dari kalimat نكح المطر الأرض : hujan “menikah” dengan bumi, yaitu ketika hujan berbaur dengan tanah.

Adapun secara syariat, nikah adalah akad yang membolehkan suami dan istri saling menikmati dengan cara yang disyariatkan.

  1. Dalil-Dalil Disyariatkannya Nikah

Dasar disyariatkannya nikah adalah kitabullah, As-Sunnah, dan Al-Ijma’

Banyak ayat yang menunjukkan disyariatkannya nikah, di antaranya:

ﵟوَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تُقۡسِطُواْ فِي ٱلۡيَتَٰمَىٰ فَٱنكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تَعۡدِلُواْ فَوَٰحِدَةً أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۚ ﵞ

“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi, dua, tiga, atau empat. Kemudian, jika kalian takut tidak dapat berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau budak-budak yang kalian miliki.” (QS. An-Nisa : 3)

Dan dalil-dalil dari hadis yang sangat banyak, di antaranya adalah hadis ibnu mas’ud dari nabi bersabda,

(يا معشر الشباب، مَن استطاع منكم الباءة فليتزوج، فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له وجاء)

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu menikah, hendaklah ia menikah karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa menjadi penekan nafsu syahwat baginya.”

Dan demikian pula hadis Ma’qil bin Yasar bahwasanya Rasulullah bersabda,

(تزوجوا الودود الولود؛ فإني مكاثر بكم الأمم)

“Menikahlah dengan wanita yang penyayang dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian di hadapan semua umat.”

Dan kaum muslimin (para ulama’) telah berijmak atas disyariatkannya nikah.

[Dinukil Dari Kitab Al-Fiqh Al-Muyassar, hal.301]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.