Prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah Dalam Menetapkan Sifat Allah

oleh -203 Dilihat
oleh

من أسماء الله تعالى : ” السميع ” ، يجب على طريق أهل السنة والجماعة أن يُثبت هذا الاسم من أسماء الله ، فيُدعى الله به، فيقال- مثلا- عبد السميع , ويقال : يا سميع ، يا عليم ، و ما أشبه ذلك؛ لان الله تعالى يقول ( وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا… ) (الأعراف180 ) وكذلك أيضاً يثبت ما دل عليه هذا الاسم من الصفة، وهي السمع ، فنثبت لله سمعاً عاماً شاملاً لا يخفى عليه أي صوت وإن ضعُف
كما يثبت أيضا اثر هذه الصفة ، و هي أن الله تبارك وتعالى يسمع كل شيء. وبهذا ننتفع انتفاعاً كبيراً من أسماء الله ؛ لانه يلزم من هذه الأمور الثلاثة التي أثبتناها في الاسم إذا كان متعديا أن نتعبد الله بها , فنحقق قول الله عز وجل ( وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا… ) (الأعراف180 )
فأنت إذا آمنت بان الله يسمع ؛ فانك تؤمن انك مهما قلت من قول سواء كان سراً أم علنا فان الله تبارك وتعالى يسمعه، وسوف ينبئك بما كنت تقول يوم القيامة. وسوف يحاسبك على ذلك على حسب ما تقتضيه حكمته في كيفية من يحاسبهم تبارك وتعالى
إذنْ : القاعدة عند أهل السنة والجماعة : إن الاسم من أسماء الله إذا كان متعديا فانه لا يمكن تحقيق الإيمان به إلا بالإيمان بهذه الأمور الثلاثة
أن تؤمن به اسما من أسماء الله ، فنثبته من أسمائه-
أن نؤمن بما دل عليه من صفة-
أن نؤمن بما يترتب على تلك الصفة من الأثر-
وبهذا يتحقق الإيمان بأسماء الله تبارك وتعالى المتعدية

Di antara nama-nama Allah yang Maha Tinggi adalah “As-Sami'” (Yang Maha Mendengar). Menurut metode Ahlus Sunnah wal Jamaah, nama ini harus ditetapkan sebagai salah satu nama Allah. Oleh karena itu, Allah dapat dipanggil dengan nama ini, seperti contoh “Abdus-Sami'” atau dengan doa seperti “Ya Sami’, ya ‘Alim” dan yang serupa, karena Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu…” (Al-A’raf: 180).
Begitu pula, kita harus menetapkan apa yang diisyaratkan oleh nama ini, yaitu sifat mendengar. Kita menetapkan bahwa Allah memiliki pendengaran yang menyeluruh dan mencakup segalanya, sehingga tidak ada suara yang tersembunyi dari-Nya, sekalipun suara itu kecil.
Selain itu, kita juga menetapkan pengaruh dari sifat ini, yaitu bahwa Allah Maha Mendengar segala sesuatu. Dengan memahami hal ini, kita mendapatkan manfaat besar dari nama-nama Allah, karena dalam menetapkan ketiga hal ini, jika nama tersebut bersifat muta’addi, maka kita harus menggunakannya dalam ibadah kepada Allah, sehingga kita merealisasikan firman Allah, “Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu…” (Al-A’raf: 180).
Ketika engkau beriman bahwa Allah mendengar, maka engkau akan menyadari bahwa apapun yang engkau ucapkan, baik secara rahasia maupun terang-terangan, Allah akan mendengarnya dan akan memberitahukan apa yang engkau katakan pada Hari Kiamat. Allah akan menghisab engkau sesuai dengan hikmah-Nya dan cara yang ditetapkan oleh-Nya.
Oleh karena itu, prinsip menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah bahwa nama Allah yang bersifat muta’adi tidak dapat direalisasikan keimanan padanya kecuali dengan mengimani tiga hal berikut:
1. Mengimaninya sebagai salah satu nama Allah, menetapkannya sebagai nama-Nya.
2. Mengimani sifat yang terkandung dalam nama tersebut.
3. Mengimani konsekuensi dari sifat tersebut.
Dengan cara ini, keimanan terhadap nama-nama Allah yang bersifat muta’adi tadi dapat terealisasi.
[Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah Dalam Aqidah Dan Amal jilid. 1 hal. 5]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.