Hakikat Kehidupan Dunia
Saudaraku kaum muslimin yang semoga dirahmati oleh Allah, perlu diketahui bahwa manusia memiliki empat fase dalam hidupnya: yang pertama; fase di mana ia hidup di rahim ibunya, yang kedua; fase di mana ia hidup di alam dunia, yang ketiga; fase di mana ia hidup di alam barzakh, dan yang keempat; fase di mana ia hidup di alam akhirat.
Dan fase kedua, fase alam dunia, itu adalah fase di mana umat manusia beramal dan berusaha, dan mereka akan petik hasilnya di fase kehidupan yang terakhir, yaitu fase alam akhirat. Dan fase terakhir inilah merupakan fase kehidupan yang kekal, dan di situ hanya ada dua tempat kembali. Yaitu surga dan neraka. Sehingga di sini perlu kita sadari bahwa fase kehidupan di alam dunia itu hanyalah bersifat sementara, semua kenikmatan badanya hanyalah tipuan dan akan berakhir dengan kefanaan.
Banyak ayat dan hadis yang telah menjelaskan hakikat alam dunia yang fana ini, demikian pula banyak ucapan para ulama yang menjelaskan hal tersebut, karena begitu sayang dan rahmatnya mereka terhadap kaum muslimin, di antaranya apa yang disampaikan oleh Ibnul Qoyyim, beliau berkata, “ Dunia itu seperti wanita pezina yang tidak berhenti pada satu pasangan, ia terus mencari atau meminang pasangan-pasangan baru agar dianggap baik di matanya, maka janganlah engkau mau menjadi dayyuts.
Berjalan mencari dunia seperti berjalan di padang yang penuh dengan binatang buas, dan berenang di dalamnya seperti berenang di kolam buaya. Perkara yang menyenangkan darinya adalah hal yang menyedihkan nantinya, dan derita-derita dunia adalah efek dari perkara yang lezat darinya, dan rasa sedihnya datang dari kegembiraannya…
Burung menurut nalurinya melihat biji, tetapi akal melihat perangkap, namun mata yang tertutup oleh hawa nafsu itu buta!…Nafsu dan kesenangan dunia tampak mempesona bagi mata yang cenderung pada hal-hal tersebut, namun orang-orang yang beriman kepada perkara yang gaib tidak mau melihatnya, sementara pengikut nafsu akan terjerumus dalam padang penyesalan. (Mereka -kelompok yang pertama- itulah yang mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.) [Q.S Al Baqarah: 5] sedangkan Orang-orang ini (kelompok yang kedua) akan dikatakan pada mereka: (Makan dan nikmatilah sesat saja, karena kalian adalah orang-orang yang berdosa) [Q.S Al Mursalat: 46]
Ketika orang-orang yang mendapat petunjuk mengetahui nilai kehidupan dunia ini dan betapa singkat kehidupan ini, mereka matikan dan menahan hawa nafsu jeleknya demi kehidupan yang kekal. Ketika mereka terbangun dari tidur kelalaian, dengan tekun mereka akan menebus waktu yang dirampas oleh musuh darinya, saat malas, dan ketika jalan hidup terasa berat, mereka selalu mengingat tujuan akhir, sehingga yang jauh menjadi dekat bagi mereka. Setiap kali hidup mereka terasa pahit, mereka merasa manis dengan mengingat firman Tuhan: (Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian). (QS. Al-Anbiya: 103).”
Penjelasan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan penuh godaan yang dapat menjerumuskan, namun bagi orang yang beriman, dunia ini dipandang sebagai ujian dan sarana untuk mempersiapkan kehidupan yang abadi di akhirat. Demikian, semoga Allah ta’ala selalu memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua, amiin.
Sumber: [Al fawaid: 61-62, cetakan ke-3, Dar Ilmul Fawaid]
Ditulis oleh: Yahya bin Muslim (santri TDNI angkatan ke-2)