اعلم أيها المسلم أن احتجاب المرأة عن الرجال الأجانب وتغطية وجهها أمر واجب دل على وجوبه كتاب ربك تعالى، وسنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم، والاعتبار الصحيح، والقياس المطرد:
أدلة وجوب الحجاب
فمن أدلة القرآن:
*قوله تعالى: {وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَاّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ … ((النور: 31) .
وأما أدلة السنة فمنها:
*قوله صلى الله عليه وسلم: «إذا خطب أحدكم امرأة فلا جناح عليه أن ينظر منها إذا كان إنما ينظر إليها لخطبة وإن كانت لا تعلم» . رواه أحمد.
أما أدلة القياس
* الاعتبار الصحيح والقياس المطرد الذي جاءت به هذه الشريعة الكاملة وهو إقرار المصالح ووسائلها والحث عليها، وإنكار المفاسد ووسائلها والزجر عنها. فكل ما كانت مصلحته خالصة أو راجحة على مفسدته فهو مأمور به أمر إيجاب أو أمر استحباب. وكل ما كانت مفسدته خالصة أو راجحة على مصلحة فهو نهي تحريم أو نهي تنزيه. وإذا تأملنا السفور وكشف المرأة وجهها للرجال الأجانب وجدناه يشتمل على مفاسد كثيرة وإن قدر فيه مصلحة فهي يسيرة منغمرة في جانب المفاسد. فمن مفاسده:
1 ـ الفتنة، فإن المرأة تفتن نفسها بفعل ما يجمل وجهها ويبهيه ويظهره بالمظهر الفاتن. وهذا من أكبر دواعي الشر والفساد.
2 ـ زوال الحياء عن المرأة الذي هو من الإيمان ومن مقتضيات فطرتها.
Ketahuilah -wahai kaum muslimin- bahwasanya seorang wanita menutupkan tubuhnya dan menutupi wajahnya dari laki-laki yang bukan mahramnya adalah perkara yang wajib, yang mununjukkan atas kewajibannya adalah kitab Rabbmu Ta’ala, sunnah Nabimu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, anggapan yang benar, dan qiyas yang dipakai. Dalil-dalil atas wajibnya hijab,
Maka di antara dari dalil-dalil Al Qur’an adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘Hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya.” (An Nur:31)
Adapun dali-dalil dari sunnah di antaranya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika salah seorang di antara kalian mengkhitbah seorang wanita maka tidak mengapa baginya untuk melihat kepada wanita tersebut jika dia melihatnya hanya untuk melamarnya walaupun wanita tersebut tidak mengetahuinya.” (H.R Ahmad)
Sedangkan dalil qiyas maka anggapan yang benar dan qiyas yang dipakai yang di bawa oleh syariat yang sempurna ini adalah menetapkan kebaikan-kebaikan dan perantara-perantara yang mengantarkan kepadanya serta anjuran untuk menggapai kebaikan tersebut dan mengingkari kerusakan-kerusakan dan hal-hal yang menuju kepadanya serta melarangnya.
Maka apa saja yang kebaikannya murni atau kebaikannya lebih kuat atas kerusakannya maka itu diperintahkan, baik perintah yang wajib atau perintah yang sunnah.
Dan apa saja yang kerusakannya murni atau kerusakannya lebih kuat dari kebaikannya maka hal itu dilarang karena haram atau dilarang karena untuk mensucikan (makruh). Dan jika kita memperhatikan seorang wanita yang terbuka wajahnya kepada seorang laki-laki yang bukan mahramnya maka kita mendapatinya mencakup atas kejelekan-kejelekan yang banyak. Dan jika padanya terdapat kebaikan maka kebaikan itu sedikit yang terkalahkan dengan kejelekannya. Maka di antara kejelekannya adalah
- Sesungguhnya seorang wanita membuat fitnah pada dirinya dengan melakukan apa yang memperindah wajahnya, mempercantik dan menampakkannya dengan penampakan yang membuat fitnah. Dan ini termasuk dari sebesar-besar yang mendorong kepada kejelekan dan keburukan.
- Hilangnya rasa malu dari wanita tersebut yang itu termasuk dari keimanan dan termasuk dari tuntutan-tuntutan fitrahnya.
Sumber: Risalah Hijab karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin