HUKUM SEPUTAR PERWALIMAHAN YANG DILAKUKAN MASYARAKAT

oleh -234 Dilihat
oleh

باب وليمة العرس

وسئل – رحمه الله تعالى -:

عن طعام الزواج؟ وطعام العزاء؟ وطعام الختان؟ وطعام الولادة؟ .

الجواب

فأجاب: أما ” وليمة العرس ” فهي سنة والإجابة إليها مأمور بها وأما ” وليمة الموت ” فبدعة مكروه فعلها والإجابة إليها. وأما ” وليمة الختان ” فهي جائزة: من شاء فعلها ومن شاء تركها. وكذلك ” وليمة الولادة ” إلا أن يكون قد عق عن الولد؛ فإن العقيقة عنه سنة. والله أعلم.

Syaikhul Islam rahimahullah ditanya tentang jamuan makan pernikahan, jamuan makan setelah kematian seseorang (berkabung), jamuan makan untuk merayakan sunatan, dan jamuan makan setelah kelahiran anak?

Maka beliau menjawab, “Adapun jamuan makan pernikahan, maka (hukumnya) sunah dan memenuhi ajakan (undangan) tersebut diperintahkan. Sementara jamuan makan untuk tujuan berkabung, maka bid’ah, diharamkan untuk mengadakan acara ini dan menyambut (memenuhi) undangan tersebut. Adapun jamuan makan terhadap perayaan sunat (khitan), maka diperbolehkan. Siapa saja yang ingin, maka selenggarakanlah acara tersebut dan siapa saja yang ingin tidak mengadakannya, maka tidak perlu untuk diadakan. Demikian juga jamuan setelah kelahiran anak, kecuali aqiqah untuk anak tersebut, karena aqiqah (hukumnya) sunah. Allahu A’lam.

Sumber: Majmu’ul Fataawa, jilid. 32 hal. 206

No More Posts Available.

No more pages to load.