SABAR TERHADAP TAKDIR ALLAH

oleh -414 Dilihat
oleh

من الإيمان بالله: الصبر على أقدار الله

قال الإمام أحمد: ذكر الله تعالى الصبر في تسعين موضعا من كتابه. وفي الحديث الصحيح: ( الصبر ضياء ) رواه أحمد ومسلم. وللبخاري ومسلم مرفوعا: (ما أعطي أحد عطاء خيرا وأوسع من الصبر)

قال عمر رضي الله عنه: ( وجدنا خير عيشنا بالصبر) رواه البخاري

قال علي رضي الله عنه: ( إن الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد – ثم رفع صوته- فقال: ألا إنه لا إيمان لمن لا صبر له ). واشتقاقه: من صبر إذا حبس ومنع. والصبر: حبس النفس عن الجزع، وحبست اللسان عن التشكي والتسخط، والجوارح عن لطم الخدود وشق الجيوب ونحوهما. ذكره ابن القيم رحمه الله. واعلم أن الصبر ثلاثة أقسام: صبر على ما أمر الله به، وصبر عما نهى عنه، وصبر على ما قدره من المصائب

وقوله تعالى: {وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} سورة التغابن آية: 11

(قال علقمة:(هو الرجل تصيبه المصيبة فيعلم أنها من عند الله، فيرضى ويسلم

وأول الآية: {مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ} أي بمشيئته وإرادته وحكمته، كما قال في الآية الأخرى: {مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ} سورة الحديد آية: 22 قال ابن عباس في قوله: {إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ} “إلا بأمر الله” يعني عن قدره ومشيئته. {وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ} أي من صابته مصيبة فعلم أنها بقدر الله فصبر واحتسب واستسلم لقضاء الله، هدى الله قلبه، وعوضه عما فاته من الدنيا هدى في قلبه، ويقينا صادقا

قوله: {وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} سورة البقرة آية: 282(تنبيه على أن ذلك إنما يصدر عن علمه المتضمن لحكمته، وذلك يوجب الصبر والرضا)

 

Termasuk dari Beriman kepada Allah Adalah Bersabar terhadap Takdir-Takdir Allah

Al Imam Ahmad berkata, Allah ta’ala menyebutkan tentang sabar di sembilan puluh tempat di dalam  kitab-Nya. Dan di dalam hadits yang shahih, “Kesabaran bagaikan cahaya yang memiliki panas” (HR. Ahmad dan Muslim) dan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan juga secara marfu’, “Tidak ada pemberian kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas dari pada kesabaran.” Umar bin Al Khathab radiyallahu ‘anhu berkata, “Kami mendapati sebaik-baik pada kehidupan kami adalah dengan kesabaran.” (HR. Al-Bukhari)

Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya kesabaran pada keimanan seperti kedudukan kepala pada jasad.” -kemudian beliau mengeraskan suaranya- seraya berkata, “Ketahuilah bahwasanya tidak ada keimanan bagi siapa yang tidak ada kesabaran.”

As-Shabr adalah pecahan dari kata shabara yaitu menahan dan melarang. Jadi kesabaran adalah menahan jiwa dari mengeluh dan menahan lisan dari berkeluh kesah dan marah serta menahan anggota badan dari memukul-mukul pipi dan merobek-robek baju dan yang mirip dengan keduanya. Ibnu Qayyim menyebutkan, “Ketahuilah bahwasanya kesabaran terbagi menjadi tiga: sabar terhadap perintah-perintah Allah, sabar terhadap larangan-larangan Allah dan sabar terhadap apa yang Allah takdirkan dari musibah-musibah.”

Dan firman Allah ta’ala, “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Allah terhadap segala sesuatu Maha mengetahui” ‘Alqamah berkata. Yaitu seseorang yang ditimpa musibah kemudian dia mengetahui bahwasanya itu dari sisi Allah maka dia ridha dan menerima.

Dan pada awal ayat (مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ) yaitu dengan kehendak-Nya, keinginan-Nya dan hikmah-Nya sebagaimana dalam ayat yang lain “Tidaklah terjadi suatu musibah di muka bumi ini dan tidak pula pada diri-diri kalian kecuali sudah tertulis di dalam kitab sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.”

Ibnu Abbas berkata pada firman Allah ta’ala (إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ), kecuali dengan perintah Allah ta’ala yaitu dengan takdir-Nya dan kehendak-Nya. Dan pada firman Allah (وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ) yaitu apa yang menimpanya dari suatu musibah maka dia mengetahui kalau itu dengan takdir Allah maka dia bersabar dan mengharapkan pahala serta menerima ketetapan Allah, kemudian Allah bimbing hatinya serta Allah gantikan baginya dari apa yang terluput dari dunia, Allah bimbing hatinya dalam keadaan yakin dan jujur.

Firman Allah (وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ): Terdapat padanya peringatan bahwa hal tersebut terjadi dari ilmu-Nya yang terkandung pada hikmah-Nya dan hal tersebut mewajibkan untuk bersabar dan ridha terhadap ketetapan Allah.

Sumber: Fathul Majid, hal 361-362

No More Posts Available.

No more pages to load.