TERTIPU OLEH DUNIA

oleh -233 Dilihat
oleh

 

الِاغْتِرَارُ بِالدُّنْيَا

وَأَعْظَمُ الْخَلْقِ غُرُورًا مَنِ اغْتَرَّ بِالدُّنْيَا وَعَاجَلَهَا، فَآثَرَهَا عَلَى الْآخِرَةِ، وَرَضِيَ بِهَا مِنَ الْآخِرَةِ، حَتَّى يَقُولَ بَعْضُ هَؤُلَاءِ: الدُّنْيَا نَقْدٌ، وَالْآخِرَةُ نَسِيئَةٌ، وَالنَّقْدُ أَحْسَنُ مِنَ النَّسِيئَةِ.

وَيَقُولُ بَعْضُهُمْ: ذَرَّةٌ مَنْقُودَةٌ، وَلَا دُرَّةٌ مَوْعُودَةٌ.

وَيَقُولُ آخَرُ مِنْهُمْ: لَذَّاتُ الدُّنْيَا مُتَيَقَّنَةٌ، وَلَذَّاتُ الْآخِرَةِ مَشْكُوكٌ فِيهَا، وَلَا أَدَعُ الْيَقِينَ بِالشَّكِّ.

وَهَذَا مِنْ أَعْظَمِ تَلْبِيسِ الشَّيْطَانِ وَتَسْوِيلِهِ، وَالْبَهَائِمُ الْعُجْمُ أَعْقَلُ مِنْ هَؤُلَاءِ؛ فَإِنَّ الْبَهِيمَةَ إِذَا خَافَتْ مَضَرَّةَ شَيْءٍ لَمْ تُقْدِمْ عَلَيْهِ وَلَوْ ضُرِبَتْ، وَهَؤُلَاءِ يُقْدِمُ أَحَدُهُمْ عَلَى مَا فِيهِ عَطَبُهُ، وَهُوَ بَيْنَ مُصَدِّقٍ وَمُكَذِّبٍ.

فَهَذَا الضَّرْبُ إِنْ آمَنَ أَحَدُهُمْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَلِقَائِهِ وَالْجَزَاءِ، فَهُوَ مِنْ أَعْظَمِ النَّاسِ حَسْرَةً، لِأَنَّهُ أَقْدَمَ عَلَى عِلْمٍ، وَإِنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَأَبْعَدُ لَهُ.

وَقَوْلُ هَذَا الْقَائِلِ: النَّقْدُ خَيْرٌ مِنَ النَّسِيئَةِ.

جَوَابُهُ أَنَّهُ إِذَا تَسَاوَى النَّقْدُ وَالنَّسِيئَةُ فَالنَّقْدُ خَيْرٌ، وَإِنْ تَفَاوَتَا وَكَانَتِ النَّسِيئَةُ أَكْبَرَ وَأَفْضَلَ فَهِيَ خَيْرٌ، فَكَيْفَ وَالدُّنْيَا كُلُّهَا مِنْ أَوَّلِهَا إِلَى آخِرِهَا كَنَفَسٍ وَاحِدٍ مِنْ أَنْفَاسِ الْآخِرَةِ؟

كَمَا فِي مُسْنَدِ أَحْمَدَ وَالتِّرْمِذِيِّ مِنْ حَدِيثِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَمَا يُدْخِلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟»

 

TERTIPU OLEH DUNIA

Makhluk yang paling tertipu adalah orang yang tertipu oleh dunia dan sesuatu yang disegerakan dari dunia, lalu lebih mengutamakannya dibanding akhirat, serta rela dengan dunia daripada ahkirat sampai-sampai sebagian dari mereka berkata, “Dunia itu kontan, sedangkan akhirat itu tangguhan (sesuatu yang ditunda), dan yang kontan lebih baik daripada yang tangguhan.”

Dan sebagian lainnya berkata, “Jagung yang didapat secara nyata lebih baik daripada mutiara yang hanya dijanjikan.”

Dan yang lain lagi berkata, “Kenikmatan dunia itu (sesuatu yang diyakini), sedangkan kenikmatan akhirat masih diragukan. Maka aku tidak akan meninggalkan yang pasti demi sesuatu yang masih diragukan.”

Ucapan-ucapan ini merupakan tipu daya dan godaan setan yang paling besar. Hewan-hewan yang tidak berakal dan tidak bisa bicara lebih cerdas daripada orang-orang seperti ini. Karena hewan, jika ia takut terhadap sesuatu yang membahayakannya, ia tidak akan mendekatinya walaupun dipukul. Sementara orang-orang ini justru mendatangi sesuatu yang membinasakannya, dan dia dalam keadaan di antara mempercayai (adanya akhirat), dan mendustakannya.

Maka jika seseorang dari golongan ini beriman kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya, hari perjumpaan dengan-Nya, dan hari pembalasan, maka dialah orang yang paling besar penyesalannya, karena dia telah memilih jalan binasa padahal dia mengetahui. Tetapi, jika dia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka lebih jauh lagi kesesatannya.

Adapun ucapan orang yang mengatakan, “Kontan lebih baik daripada tangguhan.” Jawabannya adalah jika kontan dan tangguhan nilainya sama, maka benar bahwa kontan lebih baik. Tetapi jika tangguhan itu lebih besar dan lebih utama, maka tangguhan itu lebih baik. Maka bagaimana lagi jika kita mengetahui bahwa seluruh dunia ini, dari awal sampai akhirnya, tidak lebih dari satu tarikan napas dari nafas-nafas di akhirat?

Sebagaimana disebutkan dalam Musnad Al Imam Ahmad dan  At-Tirmidzi, dari hadis Al-Mustaurid bin Syaddad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah dunia dibanding akhirat kecuali seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke dalam lautan, maka lihatlah apa (air) yang tersisa (menempel) pada jarinya?”

Sumber: Ad Daa’u Wad Dawaa’u: 36

No More Posts Available.

No more pages to load.